Breaking News

,

Antara Cinta dan Bumi Dalam Pameran Seni Lukis Aquarel

Dewi Mutik didampingi Kepala Galeri Nasional Andre S dan Sekda DKI Jakarta, Sylviana Murni saat melihat pameran Lukis bertemakan love earth.
Jakarta, Laras Post - Salam aquarel, begitulah teriakan salam oleh para pelukis cat air saat berkumpul di Galeri Nasional Jakarta. Pada hari Kamis (3/8), para Seniman lukis cat air yang menyatakan dirinya sebagai anggota IWS (International Watercolor Society) Indonesia menggelar pameran perdana yang bertajuk “Love Earth”. Pameran tersebut berlangsung dari tanggal 3-14 September di gedung B dan C Galeri nasional. Adapun peserta yang berpartisipasi antara lain 84 peserta Indonesia dan 61 peserta Internasional dari23 negara, dan menampilkan 177 lukisan dan instalasi.

Eddy Soetriyono & Efix Mulyadi selaku kurator pameran membahas berbagai aspek dalam seni lukis khususnya cat air. Ada dua kata kunci judul pameran ini, yaitu “cinta” dan “bumi”, serta penggunaan tanda baca “@”, sudah menyampaikan secara ringkas apa yang diharapkan tampil di hadapan publik. Tanda baca “@” yang memberi asosiasi pada masa depan, yaitu zona waktu yang didahului oleh era internet, digital, dan teknologi nano, mendorong kita melihatnya sebagai masalah manusia hari-hari ini dan masa mendatang. Pesannya jelas: kelangkaan cinta akan menghancurkan dunia seisinya, sebaliknya kehadiran cinta akan menyembuhkan, tutur Efix Mulyadi dalam ulasan kuratorialnya. 

Resmikan pameran
Seni lukis cat air ini sejatinya tak hanya berpacu pada masalah teknik, akan tetapi mampu menyuarakan keprihatinan akan masa depan bumi dan tentu juga masa depan kemanusiaan, sekaligus bentuk kecintaan akan kehidupan melalui karya seni lukis cat air. Sebagai bagian dari kerja kebudayaan, pameran seni memang hanya bergerak di dalam tataran simbolik. Dalam perspektif nilai-nilai yang diperjuangkan, pameran ini bisa menjadi semacam “ruwatan” untuk membersihkan dunia dari sifat loba dan tamak, yang menjadi akar dari kejahatan lingkungan alam tersebut, imbuhnya.

Pameran Love Earth sendiri dalam kegiatannya terdiri dari tiga agenda. Pertama, kontes plein air/seni lukis on the spot. Kontes ini bersifat umum, bagi para perupa baik akademik maupun masyarakat umum bisa mengikuti acara tersebut. Kedua, Press Conference/Press Tour, dalam lanjutanya acara tersebut diisi oleh kegiatan melukis bersama oleh para seniman cat air yang berpartisipasi. Dan ketiga, pembukaan pameran, sekaligus acara puncak kegiatan.

Semula acara pameran yang akan dihadiri oleh Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ternyata berhalangan hadir. Silviana selaku perwakilan dari Gubernur DKI Jakarta, mengajak para seniman, khususnya Jakarta, untuk selalu networking terhadap pemerintah, dalam hubungan yang bersinergi itu maka pemerintah juga akan berupaya memberikan wadah untuk para seniman ketika mengadakan pameran. Beliau juga menegaskan bahwa balaikota adalah rumah rakyat, jadi para seniman bisa mengapresiasikan karyanya disitu di lain kesempatan.

Sementara itu, Dewi Motik Pramono yang berperan sebagai Pembimbing IWS Indonesia memberi wejangan kepada pelaku seni, khususnya seniman cat air, untuk selalu optimis bahwa cat air tak kalah dengan seni lukis minyak ataupun akrilik.
Sebagai bukti, ia membawakan referensi karya asli pelukis maestro Indonesia, Basuki Abdullah, yang menjadi koleksinya.

Dewi Motik mengisahkan, bahwa dirinya mendapat lukisan tersebut dari sang kakek yang kebetulan semasa hidupnya, menjalin hubungan pertemanan dengan sang maestro. Pada suatu masa sang maestro memberi hadiah berupa lukisan potret. Hingga saat ini lukisan itu masih terawat.
Dewi juga menjelaskan bahwa karya sang maestro yang berbahan campuran air tersebut mampu bertahan hingga 73 tahun. “Kualitas dan keawetan karya seni lukis cat air ternyata terbukti,” ujarnya. (Puj/Ferry) 

Dewi Mutik didampingi Kepala Galeri Nasional Andre S dan Sekda DKI Jakarta, Sylviana Murni foto bersama para pelukis

No comments

Terimakasih, apapun komentar anda sangat kami hargai