Pushidrosal Berhasil Tenukan CVR Lion Air JT-610
![]() |
Anggota TNI penemu CVR (kiri), CVR Lion Air JT 610 (kanan). |
Jakarta, Larast Post - Pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air PK-LQP JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang beberapa waktu lalu, akhirnya membuahkan hasil.
Berdasarkan informasi yang dirilis Humas KNKT, Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) yang digandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berhasil menemukan CVR tersebut di perairan Tanjung Kerawang Jabar dalam rangka kegiatan pencarian CVR dan Human Remains pesawat Lion Air JT 610, Senin (14/01/2019)
Usai diketahui posisi tersebut, Tim Penyelam dari Dislambair Koarmada I 18 orang lengkap dangan peralatan Scuba dan 3 orang dari Kopaska, melaksanakan penyelaman di lokasi Spot sesuai koordinat, hingga pada pukul 08.40 Wib penyelam atas nama Serda Ttg Satria Margono berhasil menemukanya CVR itu.
Pushidrosal mengerahkan KRI Spica-934 yang diberangkatkan dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (8/01/2019). Keberangkatan kapal survei Hidro - Oseanografi di bawah pembinaan Pushidrosal tersebut dilepas Kapushidrosal Laksda TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos.,S.H., M.H. dan Ketua KNKT Soerjanto serta para pejabat utama kedua lembaga.
Keberangkatan KRI Spica-934 yang memiliki peralatan bawah air dengan teknologi canggih ini untuk terus mencari keberadaan CVR yang sampai saat ini belum diketemukan dengan membawa alat yang lengkap seperti Multibeam Echosounder (MBES), Sub Bottom Profiling (SBP), Magnetometer, Side Scan Sonar, ADCP serta peralatan HIPAP yang mampu mendeteksi sinyal dari black box dari Lyon JT 610.
Selain peralatan tersebut KRI Spica-934 juga membawa ABK sebanyak 55 orang, personel KNKT 9 orang, penyelam TNI AL 18 orang, serta Scientist 6 orang
Dengan segala kekuatan yang ada, KRI Spica yang dikomandani Lekol Laut (P) Hengky Iriawan, ST ini memiliki waktu mencari CVR Lion Air nomor penerbangan JT-610 tersebut selama 15 hari, mengingat sinyal yang dipancarkan CVR selama 90 hari, sementara waktu tersisa tinggal lebih kurang 15 hari lagi, sejak pesawat Lion Air jatuh di perairan Karawang 29 Oktober 2018 lalu.
Pencarian selebar 5 x 5 meter di titik diperkirakan keberadaan CVR, yang jaraknya 50 meter di lokasi diketemukannya Flight Data Recorder (FDR). Tepat enam hari CVR tersebut berhasil diketemukan KRI Spica.(sg)
No comments
Terimakasih, apapun komentar anda sangat kami hargai