Mendidik Anak dengan Reward dan Punishment

Baca Juga

Oleh: Erna Sari Agusta, S.Pd
(Guru Matematika MTsN 28 Jakarta)

Apakah Anda termasuk orang tua yang suka mengeluh terhadap sikap anak yang malas? Atau mungkin putra/putri Anda tergolong anak yang suka berbuat semaunya, tanpa memikirkan akibatnya bagi orang lain? Ups, Anda jangan terlalu mudah mengambil kesimpulan dan memberi label buruk pada anak Anda. 

Bisa saja itu terjadi dikarenakan tidak adanya pemberian reward dan punishmen terhadap apa yang mereka lakukan.

Reward adalah hadiah yang diberikan atau didapatkan dengan mudah sebagai bentuk penghargaan terhadap usaha yang dilakukan sehingga memberikan hasil atau prestasi yang baik.

Ngalim Purwanto dalam buku Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis mengatakan bahwa reward adalah pendidikan represitif yang menyenangkan, diberikan kepada anak yang memiliki prestasi tertentu dalam pendidikan dan memiliki kemajuan serta tingkah laku yang baik sehingga dapat menjadi tauladan bagi teman-temannya.

Jika Anda ingin anak Anda rajin dan giat dalam mengerjakan tugasnya maka perbanyaklah memberikan reward kepadanya. 

Anda dapat memberikan reward kepada anak dalam bentuk kata-kata pujian dan ucapan selamat, pandangan senyuman, acungan jempol dan tepukan tangan, serta sesuatu yang menyenangkan hati anak, seperti mengajaknya pergi ke suatu tempat atau mengajaknya makan bersama di sebuah resto yang ia senangi.

Namun demikian, Anda harus selektif dalam memberikan reward. Pilihlah bentuk reward yang dapat mendidik, memotivasi, serta memperkuat perilaku anak agar menjadi lebih baik lagi. 

Hindari reward dalam bentuk pengagungan nama anak Anda di depan khalayak ramai, karena hal itu dapat menimbulkan kesombongan dalam dirinya. 

Selain itu, hindari pula reward dalam bentuk pembelian barang-barang mewah yang memang eksistensinya belum diperlukan oleh anak Anda. 

Dalam pemberian reward berupa barang, tanamkan pula pada diri anak bahwa apa yang orang tua berikan bukanlah sebuah rutinitas yang akan diperoleh ketika mereka berprestasi lagi. 

Semua itu tergantung dari besarnya rezeki yang Allah berikan. 

Hal ini dimaksudkan agar anak dapat memahami kondisi orang tua dan tidak menjadikan reward berupa barang ini sebagai tuntutan bagi anak kepada orang tuanya. 

Sedangkan punishment adalah hukuman yang diberikan setelah terjadinya suatu pelanggaran, kejahatan, atau kesalahan. Punishment juga berarti pemberian sesuatu yang tidak menyenangkan karena seseorang tidak melakukan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan. 

Uyoh Saduloh dalam bukunya Pedagogik (Ilmu Mendidik) mengatakan bahwa punishment adalah sesuatu yang diberikan kepada anak karena anak berbuat kesalahan, anak melanggar suatu aturan yang berlaku, sehingga dengan diberikannya hukuman, anak tidak akan mengulangi kesalahan tersebut, dan hukuman diberikan sebagai suatu pembinaan bagi anak untuk menjadi pribadi susila. 

  

Jika Anda melihat anak Anda melakukan perbuatan semaunya, apalagi yang melanggar tata tertib dan aturan dalam keluarga, maka sewajarnyalah Anda memberikan punishment kepadanya. 

Punishment yang diberikan dapat berupa teguran, ancaman, dan pelarangan. 

Jika tingkat pelanggaran dan kesalahan yang dilakukan anak Anda semakin tinggi maka Anda dapat memberikan punishment dalam bentuk pengabaian dan pengisolasian.  

Pemberian punishment yang Anda lakukan harus dapat membuat anak menjadi jera dan tidak akan mengulangi perbuatan buruk serupa itu lagi di kemudian hari. 

Oleh karena itu, Anda harus benar-benar bijak dalam menentukan punishment kepada anak. Punishment yang diberikan harus bersifat mendidik serta memperhatikan jangka waktu punishment tersebut berlaku. 

Sesuaikan punishment yang diberikan dengan usia perkembangan jiwa dan tingkat kesalahan anak. Hindari punishment yang dapat melukai anggota tubuhnya dan menghambat perkembangan jiwa dan badan anak Anda. 

Hindari pula punishment yang dapat menimbulkan trauma psikis dan dendam dalam diri anak Anda.

Pemberian reward dan punishment kepada anak menjadi begitu penting karena ini adalah bekal mereka dalam membangun kesadaran hukum dalam hidup bermasyarakat nantinya.

Mereka akan terbiasa untuk melakukan sesuatu sesuai aturan dan tata tertib yang berlaku. Seorang anak yang terbiasa dengan pemberian reward pun akan selalu semangat dan termotivasi dalam menjalankan hari-harinya. 

Mereka akan berusaha terus menerus untuk memberikan hasil yang terbaik bagi diri dan lingkungannya. Secara tidak langsung, pola pemberian reward ini pun akan memunculkan kreatifitas baru pada anak dalam membangun ide dan gagasannya. 

Dengan adanya reward, anak merasa dihargai sehingga mereka pun akan belajar untuk menghargai orang lain.  

Begitu pun dengan adanya pemberian punishment, maka seorang anak akan lebih hati-hati dalam bertindak dan mengambil keputusan. Pemberian punishment akan melatih seorang anak untuk disiplin.

Mereka pun kelak akan menjadi orang yang siap bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Pemberian punishment tentu bukan hal yang mudah dilakukan. Sebelumnya Anda harus melakukan sosialisasi tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan. Setelah itu Anda harus buat komitmen bersama anak Anda dalam mekanisme penerapannya.

Dengan adanya pemberian rewad dan punishment, maka Anda tidak perlu mengeluh lagi tentang kebiasaaan buruk anak Anda. Karena dengan penerapan reward dan punishment berarti Anda telah mendidik anak Anda untuk lebih mandiri dan siap meletakkan sesuatu sesuai pada tempatnya.